
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Brian Yuliarto (Kanan) dengan Menteri Sains dan Teknologi Vietnam, Nguyen Manh Hung (Kiri). Foto : Istimewa/Kemdiktisaintek RI
Jakarta, tvrijakartanews - Indonesia dan Vietnam resmi menyepakati kerja sama di bidang sains dan teknologi melalui penandatanganan Letter of Intent (LoI).
Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) RI, Brian Yuliarto, dan Menteri Sains dan Teknologi Vietnam, Nguyen Manh Hung, pada Minggu (9/3).
Menurut Brian, kerja sama ini bertujuan untuk mendukung program prioritas pemerintah, khususnya dalam bidang kemandirian pangan, energi, dan hilirisasi inovasi.
"Kerja sama ini akan didorong untuk mendukung berbagai program prioritas pemerintah yang berfokus pada kemandirian pangan, energi, dan hilirisasi inovasi," katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa (11/3/2025).
Saat ini, sebanyak 47 mahasiswa Vietnam tengah menempuh pendidikan di Indonesia dalam berbagai jenjang, dari sarjana hingga doktoral.
Untuk memperkuat hubungan akademik dan riset, kedua negara juga sepakat mengadakan pendanaan penelitian bersama.
Indonesia menargetkan rasio 4:1 dalam pendanaan penelitian, di mana kontribusi industri empat kali lebih besar dibandingkan pemerintah.
Sebagai langkah awal, penelitian bersama akan didanai sebesar 10.000–50.000 dolar AS untuk proyek percontohan. Ke depan, pendanaan berpotensi meningkat hingga 50 juta dolar AS untuk proyek-proyek riset lanjutan, termasuk pertukaran pelajar dan kolaborasi akademik.
Brian menegaskan, bahwa kedua negara berkomitmen untuk segera mengimplementasikan kerja sama ini. "Saya percaya pada semangat solidaritas Asia Tenggara, kita dapat memperdalam pemahaman kita melalui pertukaran pandangan dan berbagai perspektif dari pengalaman kedua negara," katanya.
Dalam LoI yang ditandatangani, terdapat enam poin utama yang disepakati, yaitu:
1. Pertukaran informasi dan pengalaman mengenai praktik terbaik, kebijakan, hukum, dan peraturan perundang-undangan terkait sains dan teknologi.
2. Kerja sama dalam penelitian dan pengembangan teknologi seperti manufaktur, pertanian, kecerdasan buatan, big data, Internet of Things (IoT), dan lain-lain.
3. Pertukaran tenaga ahli, peneliti, ilmuwan, mahasiswa, dan dosen untuk kegiatan ilmiah dan teknologi bilateral.
4. Menyelenggarakan konferensi, seminar, dan pelatihan tentang sains dan teknologi.
5. Koordinasi dalam penyelenggaraan program dan konten mengenai hilirisasi dan inovasi.
6. Kegiatan lain yang disepakati bersama oleh kedua belah pihak.